Catatan dr. Jal

Rabu, 25 Juli 2012

Kiat Berbadan Ramping di Bulan Puasa

0 komentar
Idealnya, ketika mengurangi waktu makan selama berpuasa orang akan mengalami penurunan berat badan. Tapi nyatanya tak sedikit yang justru malah bertambah gemuk.

"Mestinya berat badan turun, karena yang tadinya makan 3 kali menjadi 2 kali saat bulan puasa. Kalau dihitung konsumsi kalori akan turun sekitar 20 persen dan idealnya berat badan turun 5 persen," jelas Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB dari FKUI-RSCM, saat berbincang dengan detikHealth, Selasa (24/7/2012).

Dr Ari memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan agar berat badan turun setelah sebulan berpuasa:

1. Makan 2 kali sehari bukan 3 kali
"Saat berpuasa, kita menggeser waktu makan yang tadinya 3 kali jadi 2 kali. Secara medis itu tidak apa-apa, karena orang sakit di rumah sakit pun ada yang disarankan berdiet seperti itu," jelas Dr Ari.

Menurutnya, jika ada orang puasa yang makan tetap 3 kali sehari, itu artinya ada hikmah kesehatan puasa yang tak tercapai. Secara sosial pun, puasa memiliki hikmah untuk merasakan penderitaan orang yang tidak mampu yang kurang makan.

2. Berbuka dengan satu macam makanan manis
Yang sering membuat orang makin gemuk setelah berpuasa adalah adanya budaya balas dendam setelah berbuka, dengan makan banyak makanan berkalori tinggi.

"Yang bikin berat badan bertambah karena banyak makan manis dan budaya balas dendam. Pas berbuka semua dimakan, teh manis iya, kolak iya, cendol iya, ditambah lagi jus buah, yang akhirnya berlebihan. Berbuka memang baik dengan yang manis, tapi ya 1 jenis saja, jangan dimakan semua," tandas Dr Ari.

3. Kurangi makanan berlemak
Setelah berbuka puasa, makanan yang masuk ke dalam tubuh tetap harus makanan sehat. Sebaiknya kurangi makanan yang mengandung banyak lemak seperti makanan bersantan, daging berlemak, gorengan dan makanan berkalori tinggi lainnya.

4. Salat Tarawih
"Gerakan Salat Tarawih selama 1 jam sudah bisa membantu menurunkan berat badan," jelas Dr Ari, yang juga merupakan Ketua Bidang Advokasi PB PAPDI.

Salat dapat mengontrol berat badan dan mengeluarkan kalori tanpa meningkatkan nafsu makan. Kombinasi dari pembatasan asupan makanan saat sahur dan buka puasa disertai Tarawih akan membantu mengurangi berat badan.

5. Tetap beraktivitas dan olahraga
"Prinsipnya saat berpuasa tetap lakukan aktivitas seperti biasanya, kecuali misalnya yang memicu keringat berlebih. Olahraga juga tetap dilakukan, pagi 30 menit setelah sahur atau 15 menit sebelum berbuka," jelas Dr Ari.

Olahraga yang disarankan adalah jalan kaki, bersepeda, berenang atau olahraga ringan lainnya.



newer post

Risiko Serangan Jantung Menurun di Bulan Puasa

0 komentar
Berpuasa selama bulan Ramadan tidak hanya bisa mendatangkan pahala bagi umat Muslim tetapi juga banyak manfaat kesehatan. Studi menunjukkan bahwa berpuasa dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.

Studi yang dilakukan pada partisipan Uni Emirat Arab selama Ramadan tahun lalu menunjukkan berpuasa menyebabkan peningkatan dalam profil lipid, sehingga sangat mengurangi risiko stroke dan serangan jantung.

Studi yang dilakukan pada 37 partisipan mengambil sampel darah pada tiga kesempatan berbeda selama bulan Ramadan tahun lalu. Hasilnya, terdapat penurunan rata-rata 15 persen pada tingkat trigliserida (TG) dan 10,9 persen penurunan pada kolesterol low-density lipoprotein (LDL). Keduanya merupakan faktor risiko untuk serangan jantung.

"Ini adalah pertama kalinya studi yang menunjukkan hubungan antara puasa dengan profil lipid," jelas Dr Omar Hallak Kamel, Kepala Departemen Kardiologi Intervensi di American Hospital Dubai, seperti dilansir Gulfnews, Kamis (25/7/2012).

Profil lipid adalah ukuran kolektif kolesterol total seseorang, yaitu kolesterol high-density lipoprotein (HDL, atau kolesterol baik), LDL (kolesterol jahat) and TG (triglycerides, bentuk lemak yang ditemukan dalam darah.

Secara umum, HDL yang lebih tinggi dapat memangkas risiko serangan jantung, sementara LDL dan TG yang tinggi justru membuat orang rentan terhadap serangan jantung.

Dari hasil keseluruhan, kadar TG turun sebesar 15,5 persen menjadi rata-rata 161,89 mg/dl dari sebelumnya 191,6 mg/dl diambil dua minggu sebelum awal puasa. Sementara itu, tingkat HDl rata-rata atau kolesterol baik melonjak sebesar 11 persen dari 37.1 mg/dl ke 41.19 mg/dl.

"Penelitian secara konsisten menunjukkan kenaikan rata-rata kolesterol baik (HDL) , sedangkan LDL dan trigliserida menurun. Hal ini akan mengurangi risiko menderita penyakit jantung," jelas Dr Hallak.

Studi ini juga mengukur parameter lain seperti indeks massa tubuh (BMI atau body mass index), tekanan darah dan glukosa

newer post

Tidur Habis Sahur Sebaiknya Cukup 2 Jam Saja

0 komentar
Karena dilakukan saat tidur sedang nyenyak-nyenyaknya, tak jarang orang kembali tidur sehabis bersantap sahur. Bahkan banyak pula yang kemudian tidur sampai hari menjelang siang. Agar efektif meningkatkan energi saat puasa, tidur habis sahur sebaiknya dilakukan selama 2 jam saja.

Tidur berfungsi untuk mengistirahatkan dan mengembalikan fungsi tubuh setelah beraktifitas seharian. Agar badan tetap sehat, umumnya orang menghabiskan sepertiga waktunya dalam sehari untuk tidur. Namun lama waktu tidur ini bisa berrvariasi pada setiap orang.

Umumnya orang memerlukan waktu tidur selama 4 – 11 jam setiap hari, tergantung pada kebiasaan dan karakteristik genetiknya. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Turki, 75 persen orang tidur selama 7 – 8 jam sehari. Namun ketika puasa Ramadhan, lama waktu tidur ini harus terputus oleh makan sahur.

“Gangguan tidur dapat dialami selama bulan Ramadhan akibat jam makan sahur yang terkadang menyela waktu tidur. Agar badan tetap energik, tidur 2 jam selepas sahur sudah cukup bagi tubuh. Tidur lebih lama akan memiliki efek negatif pada kinerja tubuh di siang hari,” kata dr Abdullah Özkardeş, spesialis neurologi di Memorial Şişli Hospital, Turki seperti dilansir Today’s Zaman, Minggu (22/7/2012).

Selain itu, makanan dan minuman yang dikonsumsi selama Ramadhan juga mempengaruhi perilaku tidur. Menurut dr Abdullah, orang yang mengkonsumsi banyak teh dan kopi ketika berbuka puasa dan sahur dengan harapan akan merasa energik sepanjang hari justru akan sering merasa lekas marah dan cemas.

Perubahan waktu makan karena sahur dan buka puasa juga ikut mempengaruhi pola tidur. Umumnya orang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk jatuh tidur selama bulan Ramadhan sehingga akan mengurangi lama tidur secara keseluruhan.

“Perubahan ini menyebabkan orang terbangun dengan perasaan lelah. Pada gilirannya, hal ini akan menyebabkan kantuk dan mengganggu konsentrasi di siang hari. Penderita gangguan tidur selama Ramadhan ini juga mengeluhkan masalah yang sama karena mengkonsumsi kopi dan teh secara berlebihan,” kata dr Abdullah.

Oleh karena itu, dr Abdullah menyarankan agar teh dan kopi sebaiknya dikonsumsi sesedikit mungkin ketika habis puasa. Untuk mengurangi masalah tidur dan efek negatifnya di bulan Ramadhan, usahakan agar tetap tidur dengan lama waktu yang sama seperti hari biasa.

Berkurangnya lama waktu tidur atau terjadinya perubahan pola tidur dapat mempengaruhi fungsi tubuh sehari-hari. Jika merasa lelah, mudah marah, pelupa atau sulit konsentrasi, bisa jadi gangguan ini disebabkan oleh masalah tidur dan lapar.

“Jika memungkinkan, cobalah untuk beristirahat dan bersantai sejenak pada suatu waktu,” pungkas dr Abdullah.






Source: DetikHealth
newer post

Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Sahur

1 komentar
Jangan malas bangun sahur karena ini penting untuk menjaga stamina tubuh saat tak mendapat asupan apa-apa sepanjang hari. Tapi sebaiknya jangan asal makan saat sahur karena bisa menyulitkan sistem pencernaan atau membuat puasa menjadi lebih berat.

Untuk tetap sehat selama Ramadan, tubuh harus mendapatkan jumlah normal makanan dari kelompok makanan utama, seperti karbohidrat (nasi merah, roti gandum, ubi, kentang), susu dan produk susu, ikan, daging dan unggas, kacang-kacangan, buah dan sayuran.

Mengingat panjangnya waktu puasa, maka Anda harus mengonsumsi karbohidrat kompleks pada saat sahur, sehingga makanan berlangsung lebih lama (sekitar 8 jam) dan membuat Anda tidak terlalu lapar di siang hari.

"Karbohidrat kompleks ditemukan dalam makanan yang mengandung biji-bijian dan seperti barley, gandum, oat, millet, semolina, kacang-kacangan, lentil dan tepung gandum," jelas Dr Liza Thomas, dokter penyakit dalam di Canadian Specialist Hospital, seperti dilansir KhaleejTimes, Senin (23/7/2012).

Yang juga penting diperhatikan adalah minum banyak air dan serat selama sahur dan juga setelag berbuka puasa.

Selain makanan yang dianjurkan, Dr Liza juga menjelaskan beberapa makanan yang sebaiknya dihindari saat sahur, antara lain:
1. Makanan berlemak dan gorengan
2. Makanan pedas dan kalengan
3. Makanan yang mengandung banyak gula dan karbohidrat olahan
4. Minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, soda dan lainnya.

"Makanan yang digoreng, makanan yang sangat pedas dan makanan yang mengandung terlalu banyak gula seperti permen dapat menyebabkan masalah kesehatan dan harus dibatasi selama bulan Ramadan. Makanan-makanan ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan, nyeri ulu hati dan masalah berat badan. Sedangkan minuman kafein harus dihindari terutama saat sahur," tegas Dr Liza.

Source: DetikHealth
newer post

Manfaat Salat Tarawih Bagi Kesehatan

0 komentar
Umat muslim melakukan salat 5 waktu dalam sehari. Namun ketika bulan Ramadhan, ada tambahan salat Tarawih yang dilakukan seusai salat Isya' di malam hari. Gerakan salat diketahui dapat meningkatkan fleksibiltas dan kebugaran otot tubuh, demikian pula dengan salat Tarawih yang durasinya relatif lebih panjang.

"Tingkat metabolisme otot meningkat ketika melakukan salat sehingga menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi otot. Kekurangan ini akan menyebabkan vasodilatasi, peningkatan kaliber pembuluh darah, sehingga memungkinkan darah mengalir dengan mudah kembali ke jantung. Peningkatan beban jantung akan memperkuat dan memperbaiki sirkulasi otot jantung," kata Dr Ibrahim B. Syed, Ph.D, profesor kedokteran klinis dari University of Louisville School of Medicine seperti dilansir Islam for Today, Senin (23/7/2012).

Menurut dr Ibrahim, glukosa darah dan plasma insulin mulai meningkat dalam waktu 1 jam atau lebih setelah berbuka puasa. Glukosa dan gula darah mencapai tingkat tinggi dalam waktu 1 atau 2 jam kemudian. Saat masuk salat tarawih, glukosa yang beredar akan dimetabolisme menjadi karbon dioksida dan air agar tetap stabil.

Tak hanya itu, doa-doa yang dilantunkan selama Tarawih membantu pengeluaran kalori ekstra dan meningkatkan fleksibilitas, koordinasi, mengurangi stres, kecemasan dan depresi.

Lebih lanjut lagi, dr Ibrahim menjelaskan berbagai manfaat salat Tarawih bagi kesehatan, yaitu:

1. Meningkatkan kebugaran fisik

Ketika melakukan sedikit upaya tambahan dalam melakukan salat Tarawih, terjadi peningkatan daya tahan, stamina, fleksibilitas dan kekuatan tubuh. Salat menghasilkan perubahan fisiologis yang sama seperti ketika jogging atau berjalan, namun tanpa efek samping.

Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 17.000 orang alumni Harvard memberikan bukti kuat bahwa latihan aerobik setara dengan joging sekitar 3 mil sehari, meningkatkan kesehatan dan dapat memperpanjang usia. Pria yang mengeluarkan energi sekitar 2000 kkal setiap minggu memiliki angka kematian seperempat sampai sepertiga kali lebih rendah dibandingkan yang sedikit atau tidak berolahraga.

2. Meningkatkan daya tahan lansia

Seiring pertambahan usia, aktivitas yang dilakukan seseorang berkurang karena tulangnya menjadi makin tipis. Jika tidak dirawat, maka risiko osteoporosis sudah menanti. Gangguan ini paling banyak dialami wanita ketika memasuki menopause akibat penurunan estrogen.

Saat melakukan gerakan berulang dan teratur selama salat, maka kekuatan otot, tendon, fleksibilitas sendi dan respon kardiovaskular meningkat. Oleh karena itu salat Tarawih memungkinkan para lansia tetap siap ketika menghadapi kesulitan tak terduga yang dapat melukai tubuhnya. Tarawih akan meningkatkan daya tahan dan kepercayaan diri untuk menjadi mandiri.

3. Membantu mengontrol berat badan

Salat dapat mengontrol berat badan dan mengeluarkan kalori tanpa meningkatkan nafsu makan. Kombinasi dari pembatasan asupan makanan saat sahur dan buka puasa disertai Tarawih akan membantu mengurangi berat badan. Berat badan akan tetap terkontrol jika tidak makan terlalu banyak pada sahur dan buka puasa serta rajin melakukan Tarawih.

4. Meningkatkan suasana hati

Olahraga diketahui dapat meningkatkan suasana hati dan kualitas hidup sekaligus mengurangi kecemasan dan depresi. Peneliti dari Universitas Harvard, Dr Herbert Benson, menemukan bahwa melafalkan do'a dan ayat kitab suci ditambah aktifitas ringan akan memicu relaksasi yang dapat menurunkan tekanan darah, tingkat pernapasan dan denyut jantung.

Oleh karena itu, Tarawih membuat pikiran berada dalam keadaan rileks. Keadaan tenang pikiran ini juga mungkin dipicu pelepasan hormon encephalins dan endorfin ke dalam sirkulasi darah.
newer post
older post