Selasa, 17 Juli 2012

Ada Bukti Keagungan Allah pada TULANG EKOR

Anatomi adalah salah satu mata kuliah yang wajib dikikuti oleh setiap mahasiswa kedokteran dalam proses pendidikan mereka, bahkan ini menjadi prasyarat kelulusan untuk mendapatkan gelar dokter. Ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia ini telah disepakati sebagai ilmu yang sangat penting dan wajib dikuasai oleh setiap dokter dan paramedis di seluruh dunia.

      Hal menarik yang patut kita garis bawahi bersama adalah betapa keagungan Allah tercermin dalam kesempurnaan ciptaanNya tidak terkecuali pada setiap sel, organ dan sistem organ dalam tubuh manusia. Tak usah jauh-jauh, semakin anda mempelajari struktur tubuh anda sendiri maka semakin takjub anda dibuatnya. Sehingga tidak berlebihan rasanya bila saya menyebutkan bahwa; “ada banyak keagungan Allah pada tubuh anda, kenalilah tubuh anda niscaya anda akan mengenal Dzat yang telah menciptakannya“.


      Dari sekian banyak keajaiban yang Allah sematkan pada tubuh manusia, salah satunya adalah tulang ekor/tail bone atau dikenal dengan nama os coccygis/coccyx. Mari sejenak kita lihat hadits rasulullah berikut ini:
„Tiada bagian dari tubuh manusia kecuali akan hancur (dimakan tanah) kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor, darinya manusia dirakit kembali pada hari kiamat“ ( HR. Al Bukhari , Nomor : 4935 )
Belasan abad lamanya, hadits tersebut menjadi hal yang ghaib yang tidak mungkin bisa dijelaskan dengan logika. Seiring berjalannya waktu beberapa penelitian ilmiah mampu menjelaskan kebenaran hadits tersebut.
“Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk” (QS. Yasin : 78-79).
     Han Spemann, seorang Ilmuwan Jerman berhasil mendapatkan hadiah nobel bidang kedokteran pada tahun 1935. Dalam penelitiannya ia dapat membuktikan bahwa asal mula kehidupan adalah tulang ekor. Darinyalah makhluk hidup bermula. Dalam penelitiannya ia memotong tulang ekor dari sejumlah hewan melata, lalu mengimplantasikan ke dalam embrio Organizer atau pengorganisir pertama.
     Pada saat sperma membuahi ovum (sel telur),maka pembentukan janin dimulai. Ketika ovum telah terbuahi (zigot), ia terbelah menjadi dua sel dan terus berkembang biak. Sehingga terbentuklah embryonic disk (lempengan embrio) yang memiliki dua lapisan.
Pertama, External Epiblast yang terdiri dari cytotrophoblasts, berfungsi menyuplai makanan embrio pada dinding uterus, dan menyalurkan nutrisi dari darah dan cairan kelenjar pada dinding uterus. Sedangkan lapisan kedua, Internal Hypoblast yang telah ada sejak pembentukan janin pertama kalinya. Pada hari ke-15, lapisan sederhana muncul pada bagian belakang embrio dengan bagian belakang yang disebut primitive node (gumpalan sederhana).
     Pada tulang inilah beberapa unsur dan jaringan, seperti ectoderm, mesoderm, dan endoderm terbentuk.
Ectoderm, membentuk kulit dan sistem syaraf pusat. Mesoderm, membentuk otot halus sistim digestive (pencernaan), otot skeletal (kerangka), sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, dan sistem urine (selain kandung kemih), jaringan subcutaneous, sistem limpa, limpa dan kulit luar. Sedangkan, Endoderm, membentuk lapisan pada sistim digestive, sistem pernafasan, organ-orang yang berhubungan dengan sistem digestive (seperti hati dan pancreas), kandung kemih, kelenjar thyroid (gondok), dan saluran pendengaran. Gumpalan sederhana inilah yang mereka sebut sebagai os Coccygis / Tulang ekor.
     Pada penelitian lain, Han mencoba menghancurkan tulang ekor tersebut. Ia menumbuknya dan merebusnya dengan suhu panas yang tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Setelah menjadi serpihan halus, ia mencoba mengimplantasikan tulang itu pada janin lain yang masih dalam tahap permulaan embrio. Hasilnya, tulang ekor itu tetap tumbuh dan membentuk janin sekunder pada guest body (organ tamu). Meskipun telah ditumbuk dan dipanaskan sedemikian rupa, tulang ini tidak ‘hancur’.
     Dr. Othman al Djilani dan Syaikh Abdul Majid juga melakukan penelitian serupa. Pada bulan Ramadhan 1423 H, mereka berdua memanggang tulang ekor dengan suhu tinggi selama 10 menit. Tulang pun berubah, menjadi hitam pekat. Kemudian, keduanya membawa tulang itu ke al Olaki Laboratory, Sana’a, Yaman, untuk dianalisis. Setelah diteliti oleh Dr. al Olaki, pfofesor bidang histology dan pathologi di Sana’a University, ditemukanlah bahwa sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak terpengaruh. Bahkan sel-sel itu dapat bertahan walau dilakukan pembakaran lebih lama.
     Lebih dari itu, berdasarkan penelitian mutakhir, sebagaimana yang disampaikan oleh Jamil Zaini, Trainer Asia Tenggara Kubik Jakarta ketika mengisi acara buka puasa bersama di al Azhar-Solo Baru dengan tajuk, “Inspiring Day; Inspiring The Spirit of Life”, tulang ekor ini merekam semua perbuatan anak Adam, dari sejak lahir hingga meninggal dunia. Ia merekam semua perbuatan baik-buruk mereka. Dan perbuatan mereka ini akan berpengaruh pada kondisi tulang ekornya. Putih bersih atau hitam kotor. Semakin banyak energy positif atau kebaikan seseorang maka semakin bersih tulang ekornya, dan semakin banyak energy negative atau keburukan seseorang maka semakin hitamlah tulang ekornya.
     Dari sinilah, balasan pada hari kiamat kelak tidak akan pernah tertukar. Dari tulang ekor inilah, manusia akan kembali dicipta, dan mereka akan diberi balasan sesuai dengan kadar amal-amal mereka. Ajaibnya, ini semua sudah disabdakan oleh Nabi berpuluh abad yang lalu.
“Tiada bagian dari tubuh manusia kecuali akan hancur (dimakan tanah) kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor, darinya manusia dirakit kembali pada hari kiamat.” (HR. al Bukhari, nomor 4935).
Hadits senada juga diriwayatkan oleh Imam Muslim (nomor 2955), Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallâhu alaihi wa sallam bersabda, “Seluruh bagian tubuh anak Adam akan (hancur) dimakan tanah kecuali tulang ekor, darinya tubuh diciptakan dan dengannya dirakit kembali.”
     Dari petunjuk hadist di atas, Ilmuwan muslim pada paruh kedua abad ke-20 telah mendasarkan pemahaman mereka mengenai kemukjizatan hadis tentang tulang ekor ini pada kaidah pengetahuan yang paling dasar, yaitu “Tulang ekor merupakan bagian pertama yang tumbuh dari janin, biasa disebut dengan primitive streak, yaitu bagian utama yang terbentuk pada minggu ketiga”.
Akan Kami tunjukkan kepada mereka ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) Kami pada alam dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? (QS.Fushshilat: 53)

      Banyak orang yang mempertanyakan fungsi dari tulang ekor ini. Misalnya, bila manusia bukan makhluk yang memiliki ekor lalu untuk apa tuhan menciptakan tulang ekor...? atau apa sih fungsi tulang ekor yang kecil diujung tulang belakang ini...? Bukankah percuma saja ia diciptakan, dst. Bahkan ada yang mengatakan tulang ini sama sekali tidak perlu. Akan tetapi, dalam sebuah jurnal ternama, emedicine, tulisan bertajuk Coccygix pain yang ditulis oleh Foye, Patrick M; Buttaci, Charles J (June 3, 2008) dijelaskan bahwa fungsi tulang kecil ini sangat penting. Disamping menyempurnakan posisi duduk seseorang (terutama saat posisi leaning backward), tulang ekor juga berfungsi sebagai tempat perlekatan ligament-ligament dari otot-otot penting rongga panggul, sehingga bisa dibayangkan bagaimana mungkin seorang manusia bisa duduk dengan sempurna tanpa adanya tulang ekor. Maka maha benar Allah dalam firmanNya :

  
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal ; (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka tetap memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan Kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, lindungi kami dari azab neraka”. (QS.Ali Imran: 190-191)

 
Semoga kita termasuk kedalam golongan hamba Allah yang selalu berfikir dan berdzikir, amiin..
(abirifqi)
wallahu'alam,
(Sumber : Al Qur’an, Shahih bukhari Muslim, A.D.A.M interactive Anatomy, majalah Suara Lombok Barat Bangkit, emedicine jurnal) diunduh dari www.drichsan.com

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post Home